Jumat, 10 Juni 2016

LAHIRNYA PANCASILA



PIDATO PANCASILA BUNG KARNO, 
1 JUNI 1945

Paduka Tuan Ketua Yang Mulia

Sesudah tiga hari berturut-turut anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai mengeluarkan pendapat-pendapatnya, maka sekarang saya mendapat kehormatan dari Paduka Tuan Ketua Yang Mulia untuk mengemukakan pula pendapat saya. Saya akan menepati  permintaan Paduka Tuan Ketua Yang Mulia.

Apakah permintaan Paduka Tuan Ketua Yang Mulia ?
Paduka Tuan Ketua Yang Mulia minta kepada sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk mengemukaan dasar Indosenia Merdeka. Dasar inilah nanti akan saya kemukakan didalam pidato saya ini.

Maaf, beribu maaf !
Banyak anggota telah berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya bukan permintaan Paduka Tuan Ketua Yang Mulia, yaitu bukan dasarnya Indonesia Merdeka.

Menurut anggapan saya yang diminta oleh Paduka Tuan Ketua Yang Mulia ialah, dalam bahasa Belanda “philosofische grondslag” daripada Indonesia Merdeka. Philosofische grondslag itulah pundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Hal ini nanti akan saya kemukakan.
Paduka Tuan Ketua Yang Mulia, tetapi lebih dahulu izinkanlah saya membicarakan, memberitahukan kepada tuan-tuan sekalian, apakah yang saya artikan dengan perkataan “merdeka”.

Merdeka buat saya ialah “political independence” , politieke onafhankelijheid.
Apakah yang dinamakan “politieke onafhankelijheid” ?

Tuan-tuan sekalian !
Dengan terus terang saja saya berkata, tatkala Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai akan bersidang, maka saya, didalam hati saya banyak khawatir kalau-kalau banyak anggota yang – saya katakan dalam bahasa asing, maafkan perkataan ini “zwaarwichtig” akan perkara yang kecil-kecil.  Zwaarwichtig sampai kata orang Jawa “jelimet”.  Jikalau membicarkan hal yang kecil-kecil sampai jelimet, barulah mereka berani menyatakan kemerdekaan.

Tuan-tuan Yang Terhormat !
Lihatlah didalam sejarah dunia, lihatlah kepada perjalanan dunia itu !
Banyak sekali negara-negara yang merdeka, tetapi bandingkanlah kemerdekaan negara-negara itu satu sama lain !  Samakah isinya, samakah derajatnya negara-negara yang merdeka itu ?

Jermania merdeka, Saudi Arabia merdeka, Iran merdeka, Tiongkok merdeka, Nippon merdeka, Amerika merdeka, Inggris merdeka, Rusia merdeka, Mesir merdeka !  Namanya semua merdeka, tetapi bandingkanlah isinya !  Alangkah berbedanya isi itu !

Jikalau kita berkata : 
Sebelum Negara Merdeka, maka harus lebih dahulu ini selsai, itu selesai, itu selesai, sampai jelimet. Maka saya bertanya kepada tuan-tuan sekalian kenapa Saudi Arabia merdeka , padahal 80% dari rakyatnya terdiri dari kaum Badui yang sama sekali tidak mengerti hal ini atau itu.

Bacalah buku Armstrong yang menceritakan Ibn Saud !
Disitu ternyata, bahwa tatkala Ibn Saud mendirikan pemerintahan Saudi Arabia, rakyat Arabia sebagian besar belum mengetahui bahwa otomobil perlu minum bensin. Pada suatu hari otomobil Ibn Saud dikasih makan gandum oleh orang-orang Badui di Saudi Arabia itu !!!  Toh Saudi Arabia Merdeka !!!! 

Lihatlah pula jikalau tuan-tuan kehendaki contoh yang lebih hebat,Soviet Rusia! Pada masa Lenin mendirikan Negara Soviet, adakah rakyat Soviet yang sudah cerdas ?
Seratus lima puluh milyun rakyat Rusia adalah rakyat Musyik yang lebih dari 80% tidak dapat membaca dan menulis, bahkan dari buku-buku yang terkenal dari Leo Tolstoi dan Fulop Miler, tuan-tuan mengetahui betapa keadaan rakyat Soviet Rusia pada waktu Lenin mendirikan negara Soviet itu. Dan kita sekarang disini mau mendirikan Negara Indonesia Merdeka. Terlalu banyak macam-macam soal kita kemukakan !.  

Maaf, P.T. Zimukyokutyoo !
Berdirilah saya punya bulu, kalau saya membaca tuan punya surat, yang kita kepada kita supaya dirancangkan sampai jelimet hal ini dan itu dahulu semuanya ! Kalau benar semua hal itu harus diselesaikan lebih dulu, sampai jelimet, maka saya tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, tuan tidak akan mengalami Indonesia Merdeka, kita semuanya tidak akan mengalami Indonesia Mrdeka, sampai di lobang kubur !
(TEPUK TANGAN RIUH RENDAH)   

Saudara-saudara ! Apakah yang dinamakan merdeka ?
Didalam tahun 1933 saya telah menulis satu risalah. Risalah yang bernama “Mencapai Indonesia Merdeka” . Maka didalam risalah tahun 1933 itu, telah saya katakan bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan ialah satu jembatan, satu jembatan emas. Saya katakan didalam kitab itu, bahwa diseberangnya jembatan itulah kita sempurnakan kita punya masyarakat.

Ibn Saud mengadakan satu Negara didalam satu malam “in one night only” !. kata Armstrong didalam kitabnya. Ibn Saud mendirikan Saudi Arabia Merdeka disatu malam sesudah ia masuk kota Riad dengan 6 orang ! Sesudah jembatan itu diletakkan oleh Ibn Saud, maka diseberang jembatan, artinya kemudian dari pada itu Ibn Saud barulah memperbaiki masyarakat Saudi Arabia. Orang yang tidak dapat membaca diwajibkan belajar membaca, orang yang tadinya bergelandangan sebagai nomaden, yaitu orang Badui, diberi pelajaran oleh Ibn Saud jangan bergelandangan, dikasih tempat untuk bercocok tanam. Nomade dirubah oleh Ibn Saud menjadi kaum tani, semuanya di seberang jembatan.

Adakah Lenin ketika dia mendirikan Negara Soviet Rusia Merdeka telah mempunyai Djnepprprostoff dan yang maha besar di sungai Djnepp ? Apa ia telah mempunyai radio stasiun yang menyundul ke angkasa ?  Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh Negara Rusia ? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Sovit Rusia Merdeka telah dapat membaca dan menulis ? Tidak, tuan-tuan yang terhormat ! Diseberang jembatab emas yang diadakan oleh Lenin itulah Lenin baru mengadakan radio stasiun, baru mengadakan sekolah, baru mengadakan Creche,baru mengadakan Djnepprprostoff ! Maka oleh karena itu saya minta kepada tuan-tuan sekalian, janganlah tuan-tuan gentar  dalam hati, janganlah mengingat bahwa ini dan itu lebih dulu harus selesai dengan jelimet, dan kalau sudah selesai baru kita dapat merdeka. Alangkah berlainannya tuan-tuan punya semangat.  “Jikalau tuan-tuan demikian” , dengan semangat pemuda kita yang 2 milyun banyaknya. Dua milyun pemuda ini menyampaikan seruan pada saya, 2 milyun pemuda ini semua berhasrat Indonesia Merdeka Sekarang !   
(TEPUK TANGAN RIUH)

Saudara-saudara kenapa kita sebagai pemimpin rakyat yang mengetahui sejarah, menjadi zwaarwichtig, menjadi gentar, padahal semboyan Indonesia Merdeka bukan sekarang saja kita siarkan ?. Berpuluh-puluh tahun yang lalu kita telah menyiarkan semboyan Indonesia Merdeka, bahkan sejak tahun 1932 dengan nyata-nyata kita mempunyai sembnoyan “INDONSIA MERDEKA SEKARANG”. Bahkan 3 kali sekarang, yaitu Indonesia Merdeka sekarang,  sekarang,  sekarang !
  (TEPUK TANGAN RIUH)

Dan sekarang kita menghadapi kesempatan untuk menyusun Indonesia Merdeka , kok lantas kita  zwaarwichtig dan gentar hati !  Saudara-saudara saya peringatkan sekali lagi, Indonesia Merdeka, political independence, politieke onafhankelijkheid, tidak lain dan tidak bukan ialah satu jembatan !  Jangan gentar ! Jikalau umpamanya kita pada saat sekarang ini diberikan kesempatan oleh Dai Nippon untuk merdeka, maka dengan mudah Gunseikan diganti dengan orang yang bernama Condro Asmoro , atau Soomubulyoo diganti dengan orang yang bernama Abdul Halim. Jikalau Bulyoo-Bulyoo diganti dengan orang-orang Indonesia pada sekarang ini, sebenarnya kita telah mendapat political independence, politieke onafhankelijkheid  “in one night”, didalam satu malam !

Saudara-saudara, pemuda-pemuda yang 2 milyun semuanya bersemboyan Indonsia Merdeka. Sekarang,  jikalau umpamanya Balatentara Dai Nippon sekarang menyerahkan urusan Negara kepada saudara-saudara apakah saudara-saudara akan menolak, serta berkata : “Mangke rumiyin”, tunggu dulu, minta ini dan itu selesai dulu, baru kita berani menerima urusan Negara Indonesia Merdeka ?
(SERUAN : TIDAK !  TIDAK !)

Saudara-saudara, kalau umpamanya pada saat ini Balatentara Dai Nippon menyerahkan urusan Negara kepada kita maka satu menitpun kita tidak akan menolak, sekarangpun kita menerima urusan itu, sekarangpun kita mulai dengan Negara Indonesia yang Merdeka !
(TEPUK TANGAN MENGGEMPARKAN) 

Saudara-saudara, tadi saya berkata, ada perbedaan antara Soviet Rusia, Saudi Arabia, Inggris, Amerika dan lain-lain tentang isinya, tetapi ada satu yang sama, yaitu rakyat Saudi Arabia sanggup mempertahankan negaranya. Musyik-musyik di Rusia sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Amerika sanggup mempertahankan negaranya. Rakyat Inggris sanggup mempertahankan negaranya. Inilah yang menjadi “minimum-eis”. Artinya, kalau ada kecakapan lain, tentu lebih baik, tetapi manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia walaupun dengan bambu runcing, saudara-saudara, semua siap sedia mati, mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk Merdeka !
(TEPUK TANGAN RIUH) 

Cobalah pikirkan hal ini dengan memperbandingkannya dengan manusia. Manusiapun demikian, saudara-saurara !
Ibaratnya, kemerdekaan saya bandingkan dengan perkawinan. Ada yang berani kawin, lekas berani kawin. Ada yang berkata : Ah, saya belum berani kawin, tunggu dulu gaji f.500,-. Kalau saya sudah mempunyai rumah gedung, sudah ada permadani, sudah ada lampu listrik, sudah mempunyai tempat tidur yang mentul-mentul, sudah mempunyai meja kursi yang selengkap-lengkapnya, sudah mempunyai sendok garpu perak satu kaset, sudah mempunyai ini dan itu bahkan sudah mempunyai kinder-uitzet, barulah berani kawin.

Ada orang lain yang berkata : saya berani kawin kalau saya sudah mempunyai meja satu, kursi empat, yaitu meja makan, lantas satu size, lantas satu tempat tidur.

Ada orang yang lebih berani lagi dari itu, yaitu saudara-saudara Marhaen ! Kalau dia sudah mempunyai gubug saja dengan satu tikar, dengan satu periuk, dia kawin.  Marhaen dengan satu tikar satu gubug, kawin. Sang klerk dengan satu meja, empat kursi, satu size, satu tempat tidur, kawin.

Sang Ndoro yang mempunyai rumah gedung, electrische kookplaat, tempat tidur, uang bertimbun-timbun, kawin. Belum tentu mana yang lebih gelukkig, belum tentu mana yang lebih bahagia. Sang Ndoro dengan rempat tidurnya yang mentul-mentul, atau Sarinem dan Samiun yang hanya mempunyai satu tokar dan satu periuk, saudara-saudara !.
(TEPUK TANGAN DAN TERTAWA)

Tekad hatinya yang perlu, tekad hatinya Samiun kawin dengan satu tikar dan satu periuk, dan hati Sang Ndoro yang baru berani kawin kalau sudah mempunyai gerosilver saru kast plus kinder-uitzet, “buat tiga tahun lamanya” !   
(TERTAWA) 

Saudara-saudara,soalnya adalah demikian “kita ini berani merdeka atau tidak”? Inilah, saudara-saudara sekalian. Paduka Tuan Ketua Yang Mulia, ukuran saya yang terlebih dulu saya kemukakan sebelum saya bicarakan hal-hal yang mengenai dasarnya satu negara yang merdeka.
Saya mendengar uraian PR. Soetardjo beberapa hari yang lalu, tatkala menjawab apakah yang dinamakan merdeka, beliau mengatakan : “kalau tiap-tiap orang didalam hatinya telah merdeka, itulah kemerdekaan”
Saudara-saudara jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dulu harus merdeka didalam hatinya, sebelum kita dapat mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonsia Merdeka.
(TEPUK TANGAN RIUH)

AKAN DILANJUT.......